KREATIF: Nuril Azizah melukis di Aula Perpustakaan Kota Malang. Karya lukisan anak autis dipamerkan selama tiga hari mulai 11-13 April. |
MALANG KOTA – Meski berkebutuhan khusus, bukan berarti anak autis tak mampu berkarya. Potensi anak autis itu tergambar dalam pameran lukisan, komik, dan kolase yang diselenggarakan Sahabat Autisme Malang, Kamis (11/4) kemarin.
Ada 38 karya yang dipajang selema tiga hari, 11-13 April di Aula Per pustakaan Kota Malang. Lukisan, ko mix dan kolase dari 15 anak autis di Malangitu menggambarkan lingkungan, alam, dan kehidupan anak autis.
Karya Jacobus Bryan Hernanto Putra misalnya. Bocah 13 tahun itu membuat komik yang menceritakan tentang kehidupannya. Dalam komik itu tertulis jelas bahwa, Bryan mengaku sebagai anak autis.
”Potongan-potongan cerita di komik ini menceritakan kisah Bryan,” kata Camelia, pendiri Sahabat Autisme Malang sekaligus ibu kandung Bryan.Camelia mengatakan, pameran karya anak autis ini merupakan pertama kali. Dia ingin menyadarkan masyarakat bahwa di sekitarnya ada anak autis. Camelia juga ingin menunjukkan bahwa anak autis juga punya karya. ”Banyak yang malu kalau anaknya autis,” kata dia. Dia ingin memberi kebebasan berekspresi bagi anak autis. Harapannya, masyarakat tak memandang rendah anak autis.
Sementara itu, psikolog asal Univer sitas Gajayana (Uniga) Jeanne Leonardo mengatakan, anak autis tak punya gangguan kognisi sehingga punya potensi lazimnya manusia normal. Hanya saja, kemampuan berekspresinya terganggu. ”Tak ada masalah dengan kognisis,” kata dia.Namun karena mereka asyik dengan dunianya, lukisan yang dihasilkan cenderung menceritakanya kehidupannya sendiri. Dia tak peduli dengan tingkah laku orang di sekitarnya. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar