Penutupan SD Aisyiyah
SURABAYA – Perintah penghentian kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Aisyiyah Surabaya oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya mendapat perhatian serius Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jatim. Mereka menilai keputusan itu sangat tidak tepat.
SURABAYA – Perintah penghentian kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Aisyiyah Surabaya oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya mendapat perhatian serius Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jatim. Mereka menilai keputusan itu sangat tidak tepat.
Ketua PWM Jatim Prof Tohir Luth menganggap keputusan tersebut terlalu sembrono dan arogan. Sebab, kesalahan-kesalahan yang bersifat administratif seharusnya tidak menghambat usaha masyarakat untuk mendukung pembangunan di bidang pendidikan. ”Kalau ada kekurangan, misalnya tentang izin, pemerintah semestinya terlebih dahulu mem berikan peringatan agar sekolah segera menye lesaikan izin,” jelas Tohir kemarin (11/4). Jika ada kesulitan, pemerintah semestinya
membantu, bukan mempersulit.
membantu, bukan mempersulit.
Tohir menyarankan dispendik agar memberikan waktu bagi sekolah untuk mengurus izin terlebih dahulu. Pada saat yang sama, kegiatan belajar mengajar bisa berlangsung seperti biasanya. Jika langsung menghentikan kegiatan sekolah, Tohir meng iba ratkan membunuh tikus di lumbung padi dengan cara salah. ”Jangan lum bungnya yang dibakar, tapi ti kusnya yang ditangkap,” jelasnya.Ketua Majelis Pendidikan Dasar (Dikdas) Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim Asma mengungkapkan, pihaknya akan menerjunkan tim khusus untuk membahas persoalan itu. Dia termasuk orang yang kecewa jika dispendik meminta sekolah tersebut dimerger. Terlebih, surat-surat tanah sekolah yang berasal dari wakaf itu sedang diproses di Badan Pertanahan Nasional (BPN).
”Sabtu depan (13/4) kami terjunkan tim ke Surabaya untuk melihat detail persoalan tersebut. Kami tidak ingin diperlakukan tidak adil seperti ini,’’ ungkap dia. Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mengeluarkan izin operasional untuk sekolah tersebut. Keputusan itu diambil lantaran SD Aisyiyah belum mengajukan izin. Menurut dia, pihaknya saat ini hanya berfokus pada persoalan para siswa. Sebab, ada sekitar 38 siswa yang masuk SD Aisyiyah. Langkah awal yang dilakukan adalah memerger siswa ke sekolah terdekat. Dispendik akan mencarikan sekolah yang sesuai dengan pendidikan anak-anak. ’’Yang penting kita selamatkan dulu siswanya, baru jalan lain,’’ ujar dia. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar