INGIN BERUBAH: Peni Suparto (dua dari kiri) mendampingi Ahmad Surayana dalam acara gerakan diversifikasi pangan di Stadion Gajayana kemarin. |
Tekan Tingginya
Konsumsi Beras
MALANG KOTA – Tingginya kebutuhan konsumsi beras yang diperparah menyempitnya lahan pertanian membuat Pemkot Malang waspada. Melalui program diversifikasi pangan, Wali Kota Peni Suparto mengajak warga Kota Malang mengonsumsi singkong.
Konsumsi Beras
MALANG KOTA – Tingginya kebutuhan konsumsi beras yang diperparah menyempitnya lahan pertanian membuat Pemkot Malang waspada. Melalui program diversifikasi pangan, Wali Kota Peni Suparto mengajak warga Kota Malang mengonsumsi singkong.
Apalagi, saat ini Badan Ketahanan Pangan Jatim sudah menyediakan beras cerdas, yakni beras berbahan singkong dan jagung. ”Beras cerdas itu salah satu solusi tepat untuk mengan-tisipasi tingginya konsumsi beras,” ujar Peni di sela-sela sosialisasi gerakan diversifikasi besar di halaman luar Stadion Gajayana, Kamis (11/4) kemarin.
Hadir dalam sosialisasi tersebut, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Ahmad Surayana, Kepala Badan Ketahanan Pangan Jatim Tutut Herawati, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Malang, dan ibu-ibu tim penggerak PKK Kota Malang.
Peni memaparkan, kebutuhan beras di Kota Malang mencapai 101 ribu ton per tahun. Sedang-kan kemampuan produksi beras di Kota Malang hanya 94 ribu ton pertahun. Dengan demikian, kebutuhan beras warga Kota Malang masih disuplai daerah lain. ”Kebutuhan konsumsi beras kami sangat tinggi,” kata Peni.Melalui program diversifikasi pangan ini, Peni memberikan pilihan lain bagi warga Kota Malang agar tak hanya mengon-sumsi beras. Warga diajak me-ngon sumsi singkong, jagung, dan jenis pangan lain. Termasuk mengonsumsi beras cerdas. ”Energinya komplet dan harga nya lebih murah daripada harga beras biasa,” ucap dia.Agar masyarakat tak kesulitan mendapatkan beras cerdas, Peni akan mengandeng instansi untuk memproduksi beras cerdas.
Namun, dia menyadari tak gampang mengubah kebiasaan warga mengonsumsi beras beralih ke singkong, ketela, jagung, atau beras cerdas. ”Tentunya butuh waktu,” ungkapnya.Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Ahmad Surayana menam bah-kan, Malang merupakan daerah yang cocok untuk penanaman singkong. Untuk mempercepat proses diversifikasi pangan, Surayana akan menyosialisasikan pola penanaman singkong. Tujuannya memaksimalkan produksi hasil singkong. (radar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar